Ketua Karang Taruna Kabupaten Gianyar, I Komang Adi Sudarta, S.P., yang akrab disapa Mangadi, menyoroti persoalan ketenagakerjaan lokal pada momentum peringatan Hari Buruh Internasional 2025. Ia menyampaikan keprihatinannya terhadap nasib buruh di sektor informal dan jasa yang dinilai berada dalam posisi rentan dan berisiko tinggi masuk dalam kategori Pemerlu Pelayanan Kesejahteraan Sosial (PPKS).


“Di Gianyar, banyak buruh menggantungkan hidup dari kerja harian, kontrak pendek, dan sistem outsourcing. Saat musim sepi atau usaha tempat mereka bekerja menurun, mereka langsung kehilangan penghasilan. Jika kondisi ini terus dibiarkan, mereka sangat mungkin tergelincir ke dalam kategori PPKS, seperti fakir miskin, orang terlantar, atau perempuan rawan sosial ekonomi,” ujar Mangadi, Kamis 1 Mei 2025.


Ia menjelaskan bahwa sektor yang paling terdampak meliputi pariwisata, usaha mikro kecil menengah (UMKM), serta sejumlah bidang lain yang kini turut menerapkan sistem outsourcing secara luas, seperti perbankan, perusahaan telekomunikasi, hingga instansi layanan publik.


“Outsourcing bukan hanya terjadi di sektor wisata. Banyak perusahaan besar yang menggunakan skema ini untuk staf keamanan, kebersihan, hingga administrasi. Para buruh bekerja penuh waktu, tetapi tidak memiliki jaminan sosial maupun status kerja yang jelas. Ketika krisis datang, mereka yang pertama kali dilepas,” paparnya.


Mangadi juga menyoroti tren rekrutmen dengan skema pelatihan atau masa percobaan yang kian marak diterapkan. “Ada pola di mana pekerja baru ‘diuji coba’ selama beberapa bulan tanpa kejelasan kontrak. Setelah masa itu berakhir, mereka diberhentikan dengan alasan tidak cocok. Pola ini sangat merugikan dan memperlemah posisi pekerja,” tambahnya.


Ia menegaskan bahwa kondisi tersebut menggambarkan betapa tipisnya batas antara ketenagakerjaan dan kerentanan sosial. “Hari ini mereka mungkin masih bekerja, tetapi tanpa perlindungan. Ketika kehilangan pekerjaan, mereka bisa langsung jatuh dalam kemiskinan, keterlantaran, atau bergantung pada bantuan sosial,” ungkapnya.


Sebagai solusi, Mangadi mendorong Pemerintah Kabupaten Gianyar dan para pemangku kepentingan ketenagakerjaan untuk merumuskan pendekatan jangka panjang. Di antaranya dengan menyediakan pelatihan kerja yang inklusif, memperkuat UMKM berbasis digital, serta memperketat pengawasan terhadap praktik outsourcing yang menyimpang.


“Karang Taruna siap menjadi mitra aktif yang menjembatani komunikasi antara buruh muda, pemerintah, dan dunia usaha. Jika buruh terus dibiarkan dalam ketidakpastian, kita sedang menciptakan lingkaran kemiskinan baru. Hari Buruh ini harus menjadi momentum untuk perubahan yang konkret,” tegasnya.

Berita ini telah diperbaharui pada Kamis, 01 Mei 2025 20:26 WITA